Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:43 WIB | Senin, 22 Februari 2016

Daun Salam, Bumbu Dapur Obat Herbal

Daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp). (Foto: id.wikipedia.org)

SATUHARAPAN.COM – Daun salam, daun dari tanaman salam, selama ini lebih dikenal sebagai bumbu dapur. Selain sebagai bumbu dapur, daun salam sejak lama dimanfaatkan sebagai obat herbal yang dipercaya mampu mengatasi berbagai penyakit.

Salam, menurut wikipedia.org, adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara. Salam memiliki banyak nama. Selain dikenal dengan nama salam di Tanah Sunda, Jawa, dan Madura, beberapa wilayah di Jawa juga menyebutnya manting. Di Kangean tanaman ini disebut kastolam, dan di Sumatera juga dikenal dengan nama meselengan.

Di Tanah Melayu, tanaman ini disebut ubar serai, sementara dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel. Berbagai nama itu disatukan oleh nama ilmiah Syzygium polyanthum,(Wight) Walp.

Salam adalah tumbuhan pohon, dengan batang pohon berwarna cokelat abu-abu. Kulit batangnya memecah atau bersisik. Tinggi pohon bisa mencapai 30 meter dengan diameter hingga 60 cm.

Salam berdaun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk jorong-lonjong, dengan 6-11 urat daun sekunder, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.

Pohon ini memiliki bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga. Sering kali bunganya muncul di bawah daun atau di bawah ketiak ranting. Bunganya berwarna harum dan gampang rontok.

Buah buni membulat atau agak pipih, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.

Daun salam tidak hanya menyedapkan masakan. Daun salam, dari penelitian yang telah dilakukan, antara lain terbukti dapat menyembuhkan penyakit diare, kencing manis (diabetes), tekanan darah tinggi (hipertensi), maag, diuretik, menurunkan kadar asam urat.

Retno Sudewi, dalam penelitian Farmasi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1992, seperti dikutip dari ugm.ac.id, menyebutkan ekstrak daun salam mampu menyembuhkan diare.

Dari hasil peneitian yang dilakukan, kromatografi gas menunjukkan minyak atsiri daun salam mengandung 28 komponen, salah satunya eugenol. Minyak atsiri daun salam terdiri atas seskuiterpen lakton dan mengandung fenol. Konsentrasi minyak atsiri 40 persen, mampu menghambat pertumbuhan Escherichia coli penyebab diare.

Tak jauh dari hasil penelitian Beni Warman, Farmasi FMIPA Andalas, yang  mengemukakan uji mikrobiologi dengan metode cakram. Hasil penelitian Beni menunjukkan, ekstrak etanol daun salam dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Vibrio cholerae, dan Salmonella sp.

Sedangkan menurut Putu Maryati, juga dari Fakultas Famasi UGM, ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah). Dan penelitian yang dilakukan Anggadiredja, untuk program S2 Farmasi ITB, menyatakan fraksi air dari ekstrak daun salam yang tidak larut dalam etanol dosis 0.7 gram/kg BB, memberikan aktivitas paling kuat, yaitu mampu menurunkan konsentrasi rata-rata glukosa darah sampai 45.5 persen. Hasil tersebut lebih baik dibandingkan dengan tolbutamid yang menurunkan kadar gula darah sebesar 33 persen.

Hasil Penelitian Sugarlini, S2 Farmasi ITB tahun 2001, yang dikutip  dari  itb.ac.id, membuktikan, fraksi tidak larut etanol hasil dari fraksinasi ekstrak air daun salam, mampu menghambat pembentukan radang sebesar 40-50 persen dengan dosis 50 mg/kg berat badan pada tikus yang diinduksi radang.

Daun salam juga mampu untuk menurunkan kadar asam urat darah, seperti dibuktikan Sriningsih dari BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi) melalui penelitian tahun 2008. Dia menemukan, pada uji praklinik, dosis daun salam 20 mg/200 gram berat badan mampu menurunkan kadar asam urat darah yang setara dengan sintetik allopurinol dosis 2,7 mg/kg berat badan.

Ekstrak daun salam mampu menurunkan kadar LDL dalam darah, demikian penelitian  yang dilakukan Taufiqo Nugraha Sjahril, Nur Hafidha Hikmayani, Endang Ediningsih, dari  Fakultas Farmasi Universitas Negeri Salatiga, seperti dikutip dari farmako.fk.uns.ac.id, Pengaruh Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) terhadap Penurunan Kadar LDL Kolesterol Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus).

Pemberian ekstrak daun salam dapat menurunkan kadar LDL darah tikus putih (Rattus norvegicus) model hiperkolesterolemia. Ketiga dosis ekstrak daun salam yang diuji menunjukkan ekuipotensi dengan simvastatin.

Cara Alami Memanfaatkan Daun Salam sebagai Obat

- Ambil 10 lembar daun salam direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum selagi hangat.

- Untuk mengobati sakit maag, ambil 12 lembar daun salam, rebus dengan 500 cc air, didihkan selama 15 menit, tambahkan gula aren scukupnya. Minum setelah dingin.

- Untuk mengobati diabetes dan hipertensi, ambil 20 lembar daun salam segar, lalu rebus dengan 600 ml air sampai tersisa kurang lebih 200 ml, kemudian saring. Minum 2 kali sehari.

- Mengobati diare, ambil daun salam 15 lembar direbus dengan air 2 gelas, biarkan mendidih selama 10 menit. Kemudian tambahkan sedikit garam, lalu disaring dan diminum sekaligus.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home